PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Apa itu Pendidikan Multikultural?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg187EOd3cJqNw2KIb6EgIedIiLKQJux79EXfUHqWkMbZjauQ6s_5hizmwiYrlmRuY0aBYcceMwQJsmDJhpFJ1k6uksD9qLQkb8M8ksblVKnEXYexoNXVCgaOfTaTc5O39yh5qj2arGXRZ7/s400/bb35219a079923a9353e43348b3e0665.jpg
Pendidikan multikultural sebenarnya secara
etimologi terdiri dari dua kata yaitu pendidikan yang berarti usaha sadar dalam
upaya mendewasakan manusia melalui pembelajaran dan pengajaran. Seperti yang
dikemukkan oleh Prof. Dr. M. J. Langeveld bahwa pendidikan adalah tiap-tiap
usaha, pengaruh, perlindungan, serta bantuan yang ditujukan kepada seorang anak
untuk menuju sebuah pendewasaan atau tepatnya membantu seorang anak agar anak
tersebut mampu dan terampil dalam melakukan tugas hidupnya secara mandiri kelak
(Yufiarti dan Lussy, 2017).
Sedangkan multikultural sendiri terdisi
daru kultur yang berarti budaya atau kebudayaan dan tambahan multi yang berarti
banyak atau beraneka ragam, sehingga multikultural dapat diartikan sebagai
keragaman kebudayaan. Adapun menurut A. Rifai Harahap 2007, mengutip M. Atho
‘Muzhar bahwa gagasan multikulturalisme, perspektif, kebijakan, sikap dan
tindakan, oleh orang-orang dari negara, beragam dalam hal etnis, budaya, agama
dan sebagainya, tetapi bercita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan
yang sama dan kebanggaan untuk membela pluralitas.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pendidikan
multikultural adalah metode pendidikan dengan ideologi saling menhormati keberaneka
ragaman suku, budaya, latar sosial, agama, negara dan segala perbedaan lainnya
dalam tujuan mencapai pluralitas yang harmonis.
https://asset.kompas.com/crop/0x167:1000x834/750x500/data/photo/2018/05/01/1101004732.jpg
Sudahkah Indonesia Menerapkannya?
Melihat kembali sejarah pendidikan di
Indonesia pada zaman penjajahan tentu saja model pendidikan semacam ini belum
diterapkan. Pasalnya pendidikan yang diterapkan hanya mengandung satu kultul
atau monokultural. Misal pada saat kota-kota di Indonesia dikuasai oleh VOC,
sekolah-sekolah yang berkembangan adalah sekolah berbasis agama kristen saja.
Kemudian pada saat penjajahan belanda sekolah yang dibangun hanya dimasukkan
budaya eropa saja dan tidak ada unsur budaya lokal sama sekali.
Namun saat ini dapat kita lihat bahwa
pendidikan multikultural sudah diterapkan di sekolah-sekolah se-Indonesia.
Pendidikan dapat dirasakan oleh semua kalangan, bahkan menjadi satu dalam
ruangan. Sekolah tidak hanyak menerima murid dari salah satu suku atau daerah
setempat saja, bahkan di tingkatan universitas banyak murid dari luar negeri
yang ikut mengenyam pendidikan di Indonesia. Status sosial, agama, dan ras
bukan penghalang untuk mendapatkan pendidikan. Lebih jauh, dewasa ini
pemerintah menerapkan sekolah inklusi dimana anak berkebutuhan khusus baik
secara mental maupun fisik dapat bersekolah ditempat yang sama dengan anak-anak
yang normal. Ini adalah bukti semakin majunya pendidikan multikultural yang
diterapkan di Indonesia.
Dengan
adanya pendidikan multikultural di Indonesia menjadi kesenjangan konflik budaya
yang amat renggang sehingga tidak banyak masyarakat Indonesia yang
mempermasalahkan kebudayaan, suku, agama. Namun seiring isu-isu yang marak
terjadi akhir-akhir ini, kesenjangan dalam perbedaan suku budaya, ras, terutama
agama banyak menimbulkan ketidak nyamanan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
beraneka ragam.
Berikut beberapa tips mengenalkan pendidikan multikultural pada
anak Indonesia :
·
Perlihatkan
kanekaragaman ras, suku budaya dan agama di Indonesia
Dengan
memberitahukan pada anak bahwa Indonesia memiliki ras, suku budaya, dan agama
di Indonesia yang beranekaragam dapat menumbuhkan pengetahuan dan sikap toleransi
pada anak. Anak akan mengetahui bahwa ia hidup di Indonesia tidak hanya
memiliki keyakinan dalan beragama, suku, ras sendiri dan tidak mengedepankan
egonya sendiri. Dengan pengetahuan yang baik tentang keaneragaman Indonesia
pada anak, anak dapat memahami perbedaan yang ada dilingkuannya.
Mengajarkan
keanekaragaman Indonesia dapat dilakukan lewat nyanyian-nyanyian dari berbagai daerah,
dongeng dari berbagai daerah, dan bisa juga melalui perjalan-perjalan melihat
budaya-budaya di setiap daerah.
·
Biarkan
anak bereksplorasi dengan banyak orang
Saat ini
bukan hal biasa lagi kita dapat menemukan orang jawa di daerah berbudaya
betawi, orang batak di daerah sunda, orang irian di daerah jawa. Keanekaragaman
Indonesia makin terlihat dengan transmigrasi yang sangat pesat sehingga
memudahkan kita untuk hidup bertoleransi dengan orang-orang yang memiliki
keyakinan dalam suku, ras dan agama yang berbeda. Jika dahulu banyak diantara
orang tua yang membatasi ruang gerak anaknya dengan memperkecil keluwesan anak
dalam bersosialisasi, cobalah biarkan anak bersosialisasi dengan siapa pun
namun tetap dalam pantauan orang tua. Jangan hanya karena anak si A beragama Kristen
dan anaknya beragama Islam maka tidak diperbolehkan untuk saling berteman.
Perbedaan
yang diketahui anak dari pengalaman yang anak dapat sendiri akan lebih menjadi
pembelajaran untuk anak, tidak hanya berdasarkan teori-teori yang diberikan
saat anak di Sekolah.
Terkadang teori-teori yang didapatkan oleh
anak tidak banyak melekat pada memori sehingga dapat teraplikasikan dengan tepat,
namun banyak diantara pengalaman-pengalaman yang didapat dari lingkuannya
menjadikan anak menjadi pribadi yang sesuai dengan lingkuan. Berikan lingkuan
yang baik pada anak, jangan hanya mengandalkan sekolah sebagai tempat membentuk
karakter anak. Metode pendidikan multikultural dan metode pendidikan lainnya
tidak akan berguna jika hanya diajarkan dari sekolah namun akan lebih berharga
jika diterapkan dilingkuan anak terutama rumah dan orang-orang terdekatnya.
http://www.gurupendidikan.co.id/9-pengertian-multikultural-menurut-para-ahli/
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-pendidikan-multikultural.html
https://www.google.co.id/search?q=gambar+multikultural&client=ms-android-samsung&prmd=insv&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjphr3t97bbAhWET30KHfGYBkcQ_AUIESgB&biw=360&bih=559#
Komentar
Posting Komentar