Pendidikan Alternatif
https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/05/04/162/996923/pendidikan-alternatif-bagi-kaum-marginal-xmL.jpg
Banyak masyarakat yang merasa awam
dengan pendidikan alternatif. Masyarakat menganggap seseorang dengan
keterbatasan mental atau dengan keterbatasan fisik tidak perlu sekolah. Namun
persepsi tersebut jelas keliru. Hak seseorang untuk mendapat pendidikan sesuai
dengan tujuan Negara yang ada dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi
“mencerdaskan kehidupan berbangsa”. Pendidikan alternatif tidak hanya membahas
tentang seseorang dengan keterbatasan. Pendidikan alternative memiliki banyak
jenis dan pendekatan.
https://1f7qer119sni49g8mq3v9vsm-wpengine.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2016/03/Girl-with-thinking-bubble.jpg
Apa itu pendidikan alternatif?
Menurut
Teknologipendidikan.wordpress.com, pendidikan alternative adalah segala macam
pendidikan yang berbeda dari pendidikan tradisional/pendidikan biasa.
Pendidikan alternative tidak bersifat terikat dan kurikulum pun disesuaikan,
tidak sama dengan sekolah pada umumnya.
Menurut wikipedia.org, pendidikan
alternative disebut sebagai sekolah alternative atau sekolah rumah yang tidak
terikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan seseorang dari mulai penyesuaian
waktu hingga minat seseorang.
https://www.filmsforaction.org/img/wide/b233f491-3382-44ef-87c8-b1b93d420eb4.jpg
John gatto, seorang tokoh pendidikan progresif di Amerika Serikat pernah mengatakan bahwa ada banyak cara untuk menjadikan anak berpendidikan sebanyak sidik jari manusia.
Pendidikan altenatif tidak muncul begitu saja, pendidikan
alternative muncul akibat dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pendidikan
konvensional. Pendidikan alternative yang banyak dikenal masyarakat diantaranya
pendidikan inklusi dan pendidikan home schooling.
Pendidikan inklusi adalah sekolah
yang menyediakan penyelenggaraan pendidikan dengan tidak membedakan anak yang
normal, berkebutuhan khusus, maupun difabel. Jadi mereka ditempatkan di kelas
regular yang sama dengan suasana dan perlakuan yang sama. Namun biar
bagaimanapun, anak berkebutuhan khusus memang perlu penanganan khusus, hal
tersebut bisa dikembangkan oleh pengajar atau sekolah yang bersangkutan.
Menurut Permendiknas No. 17, Tahun 2009, Pasal 1 bahwa
pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta
didik pada umumnya.
Sedangkan pendidikan homeschooling
disebut juga sebagai sekolah rumah, karena memang penyelenggaraan pembelajaran
dilakukan di rumah. Bukan hanya dirumah, homeschooling juga dilakukan dimana
saja, kapan saja sesuai perjanjian antara peserta didik dan pengajar. Homeschooling
menerapkan metode senyaman mungkin agar pembelajaran dapat maksimal.
homeschooling yang paling terkenal di Indonesia adalah milik kak Seto. Karena banyak artis Ibukota yang bersekolah disana.
homeschooling yang paling terkenal di Indonesia adalah milik kak Seto. Karena banyak artis Ibukota yang bersekolah disana.
Faktor-faktor yang menyebabkan dipilihnya pendidikan
alternative :
1.
Ketidakpuasan orang tua terhadap pendidikan umum
2.
Keinginan orang tua untuk mengembangkan potensi
anak secara maksimal
3.
Kegagalan dalam sekolah formal
4.
Keterbatasan waktu dan tenaga
5.
Tertarik dengan kurikulum atau sistem pembelajaran
yang ditawarkan
Sumber : http://informasitips.com/mengenal-sistem-pendidikan-homeschooling-lebih-dekat
HOME
SCHOOLING SEBAGAI PENDIDIKAN ALTERNATIF
Pendidikan merupakan sarana untuk
memperbaiki kehidupan manusia
baik dari segi sosial,
mental, ekonomi maupun dari
segi kognitif. Pendidikan
merupakan sarana utama manusia
dalam meningkatkan kualitas
kehidupan mreka karena dapat memberikan banyak
hal yang dapat digunakan
manusia dalam menjalankan
kehidupan mereka. Fungsi pendidikan sebagai upaya
menjadikan manusia menjadi
bermanfaat terkadang mengalami
berbagai macam kendala yang
ada seperti waktu, kurikulum yang kurang
memadai dengan kebutuhan peserta
didik hingga sarana
prasarana pendidikan yang
jauh dari harapan.
Pendidikan
merupakan hak setiap individu. Setiap
orang berhak memilih model
pendidikan yang diinginkannya. Disini
akan dijelaskan Homeschooling atau Sekolah rumah sebagai salah satu
pendidikan alternatif. Istilah homeschooling sendiri berasal dari
bahasa Inggris berarti sekolah rumah.
Homeschooling berakar dan bertumbuh
di Amerika Serikat.
Homeschooling,dikenal juga dengan
sebutan home education, home based
learning atau sekolah mandiri.
Sekolah rumah (homeschooling)
adalah satuan pendidikan
kesetaraan melalui proses layanan
berbagai alternatif yang dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan
saja serta tempat
belajarnya pun dapat dilakukan
di rumah
peserta didik dan atau
tempat bimbingan belajar. Tujuan
sekolah rumah untuk memaksimalkan
pengembangan bakat dan
minat anak dan memuaskan rasa ingin tahu pemahaman alam sekitar.
Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk
bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orang tua terlibat langsung
menentukan proses penyelenggaraan
pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai
yang hendak dikembangkan,
kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode
dan praktik belajar (Sumardiono, 2007:4)
Pendidikan
homeschooling ini bukan semata-mata menjadikan
anak manja atau pemalas
tetapi mencoba menjadikan anak lebih mandiri karena aspek kemandirian
yang merupakan aspek penting
dalam diri anak.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari homeschooling yang membedakannya
dengan pendidikan formal yaitu:
Homeschooling vs Pendidikan Formal
Kelebihan homeschooling dibandingkan dengan Pendidikan
Formal yaitu :
- Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
- Kegiatan pembelajarannya bisa lebih focus karena disesuaikan dengan minat si anak dan terbatasnya jumlah peserta didik.
- Mengedepankan pola belajar mandiri
- Memaksimalkan potensi anak dan mengikuti standar waktu yang ditetapkan oleh home schooling
- Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang,
- Biaya pendidikan disesuaikan dengan keadaan orang tua.
- Pembelajaran Tentang Moral dapat diajarkan langsung oleh orang tua
- Mencegah bullying yang terjadi di sekolah formal
Sedangkan kekurangan dari Homeschooling yaitu:
- Butuh komitmen dari orang tua untuk mengajarkan banyak hal kepada anak terutama dalam hal bersosialisasi dengan orang lan dengan etika yang baik
- Sosialisasi anak kepada teman sebaya relative rendah
- Anak tidak mendapatkan pergaulan yang heterogen yaitu adanya keanekaragaman individu
- Ketergantungan terhadap orang tua
- Perkembangan kepribadian anak otomatis akan terlambat.
Kelebihan
Pendidikan Formal yaitu:
- Sistem yang terstruktur lebih rinci
- Mengenalkan kedisipinan.
- Mendapatkan sertifikat seperti ijasah yang nantinya dapat digunakan sebagai sarana mencari lapangan pekerja seperti PNS, Pegawai Bank maupun yang lainnya.
- Mengedapankan pengetahuan yang berhubungan dengan keilmuan.
- Pengembangan sikap
- Dapat mengenal identitas diri
Kekurangan
Pendidikan Formal, yaitu:
- Biaya yang tidak murah.
- Cenderung kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif maupun psikomotorik
- Kurang dapat menyesuaikan kebutuhan belajar peserta didik dan minat peserta didik.
- Waktu yang lama
- Memungkinkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari interaksi di pendidikan formal seperti bullying
- Tidak siap dalam menangani permasalahan pengembangan sumber daya manusia dan degradasi moral saat ini.
Dari
kelebihan dan kekurangan diatas maka diperlukan adanya peran keluarga dalam
homeschooling yang sangat penting karena merupakan lembaga pertama yang
dikenalinya, secara nyata sirkulasi
dalam perkembangan kehidupan seorang individu. Oleh karena itu keluarga seringkali
dianggap sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama. Jones &
Wilkins menyatakan bahwa pengalaman sosialisasi anak-anak yang pertama terjadi
dalam keluarganya, oleh karena itu orang tua secara khusus adalah pendidik dan agen
sosial pertama dan utama. Pendidikan yang
berlangsung dalam keluarga
memberikan pengalaman melekat kepada anak-anak,
untuk itu salah satu kegiatan
literasi sejak dini sangat penting dilakukan. Peran
keluarga dalam membentuk pribadi, karakter dan kebiasaan anak-anak. Bentukan
dari rumah akan membawa perilaku dimanapun baik di rumah maupun di masyarakat.
Selain itu faktor
keluarga terutama orang tua yang memiliki (Emotional Quotient)
Tinggi diharapkan akan menjadikan anak tidak “salah
langkah” dalam proses belajar-mengajarnya. Jadi dalam pendidikan alternatif seperti
homeschooling harus adanya peran orang tua juga dalam menerapkan pembelajaran
yang interaktif, gaya belajar efektif dimana kecerdasan emosional peserta
didik ditingkatkan dari kreatifitas orang tua dalam mengajarkannya untuk anak
dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan mempunyai rasa empati
terhadap sesama sehingga tercapainya pendidikan karakter yang baik. Diharapkan
dapat mengurangkan sifat prokrastinasi (menunda-nunda pekerjaan) peserta didik, mendapat
sudut pandang lain yang berbeda
dengan sudut pandang diri sendiri, mendapat pengetahuan atau pemahaman baru
dari tempat bersosialisasi tersebut, menambah teman,
mengurangi stress, meningkatkan
motivasi belajar,adanya interaksi aktif (saling mendengarkan, memahami, berbagi),
menghilangkan kebosanan dan meningkatkan penguasaan diri.
infonya sangat berguna. thx
BalasHapus