Pendidikan Alternatif


Banyak masyarakat yang merasa awam dengan pendidikan alternatif. Masyarakat menganggap seseorang dengan keterbatasan mental atau dengan keterbatasan fisik tidak perlu sekolah. Namun persepsi tersebut jelas keliru. Hak seseorang untuk mendapat pendidikan sesuai dengan tujuan Negara yang ada dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan berbangsa”. Pendidikan alternatif tidak hanya membahas tentang seseorang dengan keterbatasan. Pendidikan alternative memiliki banyak jenis dan pendekatan.


Apa itu pendidikan alternatif?



https://1f7qer119sni49g8mq3v9vsm-wpengine.netdna-ssl.com/wp-content/uploads/2016/03/Girl-with-thinking-bubble.jpg
Menurut Teknologipendidikan.wordpress.com, pendidikan alternative adalah segala macam pendidikan yang berbeda dari pendidikan tradisional/pendidikan biasa. Pendidikan alternative tidak bersifat terikat dan kurikulum pun disesuaikan, tidak sama dengan sekolah pada umumnya.
Menurut wikipedia.org, pendidikan alternative disebut sebagai sekolah alternative atau sekolah rumah yang tidak terikat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan seseorang dari mulai penyesuaian waktu hingga minat seseorang.
 https://www.filmsforaction.org/img/wide/b233f491-3382-44ef-87c8-b1b93d420eb4.jpg

John gatto, seorang tokoh pendidikan progresif di Amerika Serikat pernah mengatakan bahwa ada banyak cara untuk menjadikan anak berpendidikan sebanyak sidik jari manusia.
Pendidikan altenatif tidak muncul begitu saja, pendidikan alternative muncul akibat dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pendidikan konvensional. Pendidikan alternative yang banyak dikenal masyarakat diantaranya pendidikan inklusi dan pendidikan home schooling.
Pendidikan inklusi adalah sekolah yang menyediakan penyelenggaraan pendidikan dengan tidak membedakan anak yang normal, berkebutuhan khusus, maupun difabel. Jadi mereka ditempatkan di kelas regular yang sama dengan suasana dan perlakuan yang sama. Namun biar bagaimanapun, anak berkebutuhan khusus memang perlu penanganan khusus, hal tersebut bisa dikembangkan oleh pengajar atau sekolah yang bersangkutan.
Menurut Permendiknas No. 17, Tahun 2009, Pasal 1 bahwa pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Sedangkan pendidikan homeschooling disebut juga sebagai sekolah rumah, karena memang penyelenggaraan pembelajaran dilakukan di rumah. Bukan hanya dirumah, homeschooling juga dilakukan dimana saja, kapan saja sesuai perjanjian antara peserta didik dan pengajar. Homeschooling menerapkan metode senyaman mungkin agar pembelajaran dapat maksimal.
homeschooling yang paling terkenal di Indonesia adalah milik kak Seto. Karena banyak artis Ibukota yang bersekolah disana.



Faktor-faktor yang menyebabkan dipilihnya pendidikan alternative :
1.       Ketidakpuasan orang tua terhadap pendidikan umum
2.       Keinginan orang tua untuk mengembangkan potensi anak secara maksimal
3.       Kegagalan dalam sekolah formal
4.       Keterbatasan waktu dan tenaga
5.       Tertarik dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ditawarkan


HOME SCHOOLING SEBAGAI PENDIDIKAN ALTERNATIF




Pendidikan  merupakan sarana  untuk  memperbaiki  kehidupan  manusia  baik  dari  segi sosial,  mental, ekonomi  maupun  dari  segi  kognitif.  Pendidikan  merupakan  sarana  utama manusia  dalam  meningkatkan  kualitas  kehidupan  mreka karena  dapat memberikan  banyak  hal  yang dapat   digunakan  manusia  dalam  menjalankan  kehidupan  mereka.  Fungsi pendidikan sebagai  upaya  menjadikan  manusia  menjadi  bermanfaat  terkadang  mengalami  berbagai macam   kendala   yang   ada   seperti  waktu, kurikulum   yang kurang   memadai   dengan kebutuhan  peserta  didik  hingga  sarana  prasarana  pendidikan  yang  jauh dari harapan.
Pendidikan merupakan hak setiap  individu.  Setiap  orang  berhak memilih model pendidikan yang diinginkannya. Disini  akan dijelaskan Homeschooling atau Sekolah rumah sebagai salah satu pendidikan alternatif. Istilah homeschooling sendiri berasal   dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah.  Homeschooling berakar  dan  bertumbuh  di  Amerika Serikat. Homeschooling,dikenal   juga dengan sebutan home education, home based  learning atau  sekolah  mandiri.
Sekolah  rumah  (homeschooling) adalah  satuan  pendidikan  kesetaraan  melalui proses layanan berbagai alternatif yang dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja  serta  tempat  belajarnya  pun dapat dilakukan di  rumah  peserta didik  dan  atau  tempat  bimbingan belajar.  Tujuan  sekolah rumah untuk  memaksimalkan pengembangan  bakat  dan  minat anak dan memuaskan rasa ingin tahu pemahaman alam sekitar. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan    dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan   rumah sebagai basis pendidikannya.  Memilih untuk bertanggungjawab    berarti orang tua terlibat  langsung  menentukan  proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan,   nilai-nilai   yang   hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan,  kurikulum  dan materi, serta    metode    dan    praktik    belajar (Sumardiono, 2007:4)
      Pendidikan homeschooling ini bukan  semata-mata  menjadikan  anak manja  atau  pemalas  tetapi mencoba menjadikan anak lebih mandiri karena aspek  kemandirian  yang  merupakan aspek     penting     dalam     diri     anak.  Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari homeschooling yang membedakannya dengan pendidikan formal yaitu:


       Homeschooling vs Pendidikan Formal                                       
     Kelebihan homeschooling dibandingkan dengan Pendidikan Formal yaitu :
  •     Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
  •     Kegiatan pembelajarannya bisa lebih focus karena disesuaikan dengan minat si anak dan terbatasnya jumlah peserta didik.
  •     Mengedepankan pola belajar mandiri
  •     Memaksimalkan potensi anak dan mengikuti standar waktu yang ditetapkan oleh home schooling
  •     Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang,
  •          Biaya pendidikan disesuaikan dengan keadaan orang tua.
  •          Pembelajaran Tentang Moral dapat diajarkan langsung oleh orang tua
  •         Mencegah bullying yang terjadi di sekolah formal


     Sedangkan kekurangan dari Homeschooling yaitu:
  •     Butuh komitmen dari orang tua untuk mengajarkan banyak hal kepada anak terutama dalam hal bersosialisasi dengan orang lan dengan etika yang baik
  •     Sosialisasi anak kepada teman sebaya relative rendah
  •       Anak tidak mendapatkan pergaulan yang heterogen yaitu adanya keanekaragaman individu
  •      Ketergantungan   terhadap   orang tua
  •     Perkembangan  kepribadian  anak otomatis akan terlambat.

     Kelebihan Pendidikan Formal yaitu:
  •     Sistem    yang    terstruktur    lebih rinci
  •     Mengenalkan kedisipinan.
  •      Mendapatkan    sertifikat    seperti ijasah yang nantinya dapat digunakan sebagai sarana mencari lapangan    pekerja    seperti    PNS, Pegawai Bank     maupun     yang lainnya.
  •     Mengedapankan pengetahuan yang berhubungan dengan keilmuan.
  •     Pengembangan sikap
  •     Dapat mengenal identitas diri

    Kekurangan Pendidikan Formal, yaitu:
  •      Biaya yang tidak murah.
  •     Cenderung   kognitif   dan   kurang memperhatikan aspek afektif maupun psikomotorik
  •     Kurang dapat menyesuaikan kebutuhan belajar peserta didik dan minat peserta didik.
  •      Waktu yang lama
  •      Memungkinkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari interaksi di pendidikan formal seperti bullying
  •     Tidak     siap     dalam     menangani permasalahan pengembangan sumber daya manusia dan degradasi moral saat ini.

Dari kelebihan dan kekurangan diatas maka diperlukan adanya peran keluarga dalam homeschooling yang sangat penting karena merupakan lembaga pertama yang dikenalinya,    secara nyata sirkulasi dalam perkembangan kehidupan seorang individu. Oleh karena itu keluarga  seringkali  dianggap sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama. Jones & Wilkins menyatakan bahwa pengalaman sosialisasi anak-anak yang pertama terjadi dalam keluarganya, oleh karena itu orang tua secara khusus adalah pendidik dan agen sosial pertama dan utama. Pendidikan yang  berlangsung  dalam keluarga memberikan pengalaman melekat  kepada anak-anak, untuk itu salah  satu  kegiatan  literasi  sejak  dini sangat penting dilakukan. Peran keluarga dalam membentuk pribadi, karakter dan kebiasaan anak-anak. Bentukan dari rumah akan membawa perilaku dimanapun baik di rumah maupun di masyarakat.
Selain   itu faktor   keluarga   terutama   orang tua yang memiliki (Emotional Quotient) Tinggi diharapkan akan menjadikan anak  tidak  “salah  langkah”  dalam proses  belajar-mengajarnya.  Jadi dalam pendidikan alternatif seperti homeschooling harus adanya peran orang tua juga dalam menerapkan  pembelajaran  yang interaktif, gaya belajar efektif dimana kecerdasan emosional peserta didik ditingkatkan dari kreatifitas orang tua dalam mengajarkannya untuk anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan mempunyai rasa empati terhadap sesama sehingga tercapainya pendidikan karakter yang baik. Diharapkan dapat mengurangkan sifat prokrastinasi (menunda-nunda pekerjaan) peserta didik,  mendapat  sudut  pandang lain yang berbeda dengan sudut pandang diri sendiri, mendapat pengetahuan atau pemahaman   baru   dari tempat bersosialisasi tersebut, menambah  teman,  mengurangi  stress, meningkatkan motivasi belajar,adanya interaksi aktif (saling mendengarkan, memahami, berbagi), menghilangkan kebosanan dan meningkatkan penguasaan diri. 

  Sumber : http://informasitips.com/mengenal-sistem-pendidikan-homeschooling-lebih-dekat





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Multiple Intelligences